hubungi kami di +62 813 283 075 26 atau wahyudi.sastradinama@gmail.com apabila anda menginginkan gambar, keterangan, atau informasi dari wayang yang sudah / belum kami tampilkan.

Kamis, 29 September 2011

Brahma

picture of Dewa Brahma © wayang-sastradinama.blogspot.com

picture of Dewa Brahma © wayang-sastradinama.blogspot.com

Narayana, Kresna muda

picture of Narayana © wayang-sastradinama.blogspot.com

kolo marico


picture of Kolo Marico © wayang-sastradinama.blogspot.com


Kolo Marico adalah raksasa yang ditugaskan oleh Rahwana untuk mengalihkan perhatian Rama. Kolo Marico kemudian berubah menjadi Kijang yang menggoda perhatian Sinta sehingga Sinta meminta Rama untuk memburunya. Walaupun dengan berat hati, Rama akhirnya meninggalkan Sinta dibawah penjagaan Laksmana. Kolo Marico kemudian menirukan suara teriakan minta tolong Rama agar Laksmana juga meninggalkan penjagaannya atas Sinta.

cantrik jonoloko


picture of Cantrik Jonoloko © wayang-sastradinama.blogspot.com


terlihat seperti anak kecil (dan konon kelakuannya seperti anak kecil juga), cantrik jonoloko sebenarnya adalah orang tua yang biasanya muncul sebagai figur pembantu dari begawan. pembawaannya yang ceplas-ceplos seringkali dianggap sebagai bahan lelucon, walau tak jarang ia sebenarnya berusaha menyederhanakan apa yang dijelaskan oleh sang begawan.

Sugriwa, raja kera

picture of Sugriwa © wayang-sastradinama.blogspot.com


picture of Sugriwa © wayang-sastradinama.blogspot.com


Sugriwa adalah raja kera dari kerajaan Kiskenda, yang menyediakan bala tentara wanara untuk membantu Rama merebut kembali Dewi Sinta dari Rahwana.

Sebelumnya, Sugriwa dan Subali, saudaranya, terlibat perang saudara yang disebabkan salah paham antara keduanya. Alkisah ada raksasa yang menantang berkelahi Subali. Karena tidak pernah menolak tantangan apapun, Subali menerima tantangan tersebut. Subali dan Raksasa itu bertarung hingga masuk ke dalam gua. Sebelum masuk ke dalam gua, Subali berpesan kepada Sugriwa untuk menggantikannya menjadi raja apabila Subali mati.  Sugriwa yang menunggu di luar gua mendengar teriakan dan darah mengalir keluar gua, hingga ia mengira bahwa Subali telah meninggal. Sugriwa pun menutup gua itu agar raksasa tidak mampu keluar dari gua tersebut, lalu kembali ke Kiskenda untuk menjalankan pesan dari Subali.

Setelah Sugriwa mengangkat dirinya menjadi raja, ternyata Subali tidak meninggal dan kembali ke Kiskenda. merasa dikhianati, Subali kembali mengambil kekuasaannya sebagai raja, mengusir Sugriwa dan mengambil istrinya. Dalam pengasingan, Rama dan Laksmana sedang dalam pencarian atas Dewi Sinta. Mengira keduanya adalah utusan Subali yang datang untuk membunuhnya, Sugriwa mengutus keponakannya, Hanoman untuk mencari tahu siapa Rama dan Laksmana. Setelah tahu siapa kedua orang tersebut, Sugriwa menceritakan masalahnya, dan meminta bantuan Rama untuk merebut istri dan kerajaannya kembali.

Singkat kata, Sugriwa mampu mengalahkan Subali dengan bantuan Rama, lalu Sugriwa menyediakan bala tentara wanara untuk membantu Rama merebut kembali Sinta. Bala tentara inilah yang pada perjalanannya membangun jembatan raksasa yang menghubungkan antara pantai tempat mereka dan Alengka. Hanoman, keponakan Sugriwa juga menjadi orang kepercayaan Rama.

Bisma

picture of Bisma © wayang-sastradinama.blogspot.com



Bisma, anak dari Prabu Santanu, raja Astina. saat mudanya disebut Dewabrata, yang berarti keturunan Bharata yang luhur. Dalam hidupnya, Bisma memilih untuk menjalani hidup tanpa menikah, yang mana membuatnya terkena kutukan dari Dewi Amba. Alkisah, Bisma menjadi wakil saudaranya untuk mencari jodoh. Bisma mengikuti sayembara yang membuatnya memenangkan 3 orang putri, Dewi Amba, Dewi Ambika, dan Dewi Ambalika. dalam perjalanan, ternyata dewi Amba mencintai Bisma. terikat oleh sumpahnya yang tidak mau menikah seumur hidup, Bisma menolak cinta Dewi Amba. Dewi Amba yang tak mau menyerah, masih menyatakan cintanya kepada Bisma. Bisma menakut-nakuti Dewi Amba dengan panah agar Dewi Amba takut dan menyingkir, namun tanpa sengaja panah itu terlepas dan menembus tubuh Dewi Amba. Sesaat sebelum meninggal, Dewi Amba mengucapkan kutukan bahwa kelak Bisma akan meninggal saat perang dikarenakan perempuan.


Saat terjadi perang Bharatayudha, Bisma berpihak kepada Kurawa. Disaat kereta Arjuna berhadapan dengan Bisma, Arjuna urung melepaskan panahnya dikarenakan hormatnya kepada kakeknya itu. Kresna yang lepas kesabarannya turun dari kereta dan mengambil chakra yang kiranya akan dilepaskan kepada Bisma, namun urung dilakukan atas permintaan Arjuna. Datanglah Srikandi, prajurit wanita dari Astinapura. terikat sumpah perangnya yang tidak akan melawan perempuan, Bisma tidak melawan. Ia terkena panah Srikandi, lalu roboh di medan laga.

Mendapat berkah dari ibunya, Bisma mempunyai kesaktian yakni mampu menentukan kapan waktunya ia meninggal. Ia memilih meninggal ketika perang Bharatayudha selesai.

Selasa, 27 September 2011

Donorejo

picture of Donorejo © wayang-sastradinama.blogspot.com

picture of Donorejo © wayang-sastradinama.blogspot.com

Begawan - Monk


picture of Begwan © wayang-sastradinama.blogspot.com


picture of Begawan © wayang-sastradinama.blogspot.com

Batara Bayu - Dewa Angin


picture of Batara Bayu © wayang-sastradinama.blogspot.com

picture of Batara Bayu © wayang-sastradinama.blogspot.com

Minggu, 25 September 2011